A.
LATAR BELAKANG
Dalam
kehidupan kampus, khususnya kehidupan kampus Universitas GUNADARMA, dalam keseharianya sangat banyak
kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan membaca yang berlangsung otomatis baik
oleh kalangan para mahasiswa maupun oleh kalangan para dosen bahkan oleh
kalangan para pemimpin universitas.
Bukti
ini dapat dilihat pada aktivitas dalam perpustakaan umum Universitas GUNADARMA, yang mana buka untuk melayani
mahasiswanya baik yang hanya membaca, meminjam buku maupun yang mengembalikan
buku yang telah di pinjam oleh mahasiswa mulai dari hari senin sampai hari
sabtu adapun waktunya adalah mulai dari jam delapan pagi sampai pada jam lima
sore. Jadi, kemungkinan banyak waktu yang di berikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk hanya sekedar mengunjungi untuk mencari referensi bahan kuliah sampai
pada aktivitas membaca dalam perpustakaan. Mahasiswa dalam memanfaatkan
perpustakaan ini banyak yang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan umum universitas
GUNADARMA hal ini terlihat dalam
keseharianya, perpustakaan selalu di penuhi oleh mahasiswa.
Selain
itu, untuk fasilitas buku bagi mahasiswa Universitas GUNADARMA juga tersedia dalam perpustakaan
pada setiap jurusan. Hal ini berarti bahwa, kesempatan yang diberikan kepada
mahasiswa Universitas GUNADARMA untuk membaca adalah banyak
sekali. Baik dari segi buku-buku yang tersedia maupun waktu yang tersedia dan
bahkan waktu pelayanan dari pegawai perpustakaan. Hal ini juga berarti bahwa,
kesempatan bagi mahasiswa jurusan SISTEM
KOMPUTER untuk
membaca juga banyak dan lengkap.
Akan
tetapi, dalam penggambaran yang terlihat banyak mahasiswa yang mengunjungi
perpustakaan umum Universitas GUNADARMA, hal ini wajar karena itu adalah
perpustakaan untuk seluruh mahasiswa universitas GUNADARMA.
Jika kita bandingkan dengan perpustakaan jurusan khususnya jurusan psikologi
bagaimana? Apakah disana juga terlihat banyak mahasiswa yang setiap harinya
mengunjungi perpustakaan jurusan yang mana di sana mereka melakukan aktivitas
membaca ataupun meminjam buku.
Fakta
yang ada, kebiasaan membaca tidak dapat diukur melalui sering tidaknya
mengunjungi perpustakaan atau ramai tidaknya perpustakaan. Akan tetapi,
perpustakaan merupakan salah satu tempat dan fasilitas yang dapat membantu
mahasiswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan membacanya.
Jika
kita melihat fakta yang ada, meskipun perpustakaan ramai oleh mahasiswa yang
datang baik yang hanya sekedar untuk meminjam buku untuk referensi yang
berkaitan dengan mata kuliah mahasiswa, atau bahkan yang datang ke perpustakaan
hanya sekedar untuk mencari referensi untuk mengerjakan tugas mereka. Di dalam
perpustakaan tersebut, banyak aktivitas membaca yang di lakukan oleh mahasiswa,
baik hanya membaca karena untuk mencari bahan-bahan untuk menyelesaikan tugas
mereka sampai pada aktivitas mahasiswa yang benar-benar membaca untuk menambah
pengetahuan mereka.
Karena
hal inilah yang kemungkinan dapat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa
psikologi Universitas GUNADARMA. Meskipun dampak yang terlihat
nyata belum begitu besar dan jelas, akan tetapi hal ini dapat memberikan dampak
yang positif. Hal ini dikarenakan, dari aktivitas kebiasaan membaca akan dapat
mempelajari rahasia segala ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Yang
telah tersebut di atas, semua itu hanyalah sebatas pengertian kita tentang
kebiasaan membaca yang dapat terlihat. Sebenarnya, pengertian dan pengetahuan
tentang kebiasaan itu sendiri dapat dijabarkan dan juga perlu untuk dilakukan
penelitian secara lebih lanjut.
Pengertian
kebiasaan membaca adalah suatu aktivitas yang rutin dilakukan dalam proses
penalaran untuk mencapai pemahaman terhadap gagasan dan informasi yang di
dapatkan melalui lambang-lambang yang ada baik tertulis maupun tidak.
Aktivitas
membaca tidak hanya membutuhkan mulut untuk mengeja dan mata untuk melihat,
akan tetapi aktivitas membaca membutuhkan otak untuk memahami untuk melakukan
aktivitas pemahaman. Yang mana otak dan aktivitas kognitifnya terletak jauh dan
tersembunyi dari aktivitas mata dan indera lainya.
Hal
ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca merupakan aktivitas kognitif seseorang
yang tidak dapat dilihat hanya dengan indera saja. Karena aktivitas kognitif
tidak akan bisa tampak jika kita tidak mendalaminya.
Dalam
melakukan rutinitas membaca, ada banyak cara yang diperlukan untuk dapat
mendapatkan informasi yang memang benar-benar dapat membantu kita dalam
pemahaman. Di kutip dari bukunya Ad Rooijakkers, yang berjudul cara belajar di
perguruan tinggi beberapa petunjuk praktis pada halaman 17-18, ada lima cara
yang diperlukan untuk membaca yaitu:
1.Membaca
terarah, yang mana dalam membaca terarah ini kita akan mendapatkan informasinya
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat.
2.
Membaca sepintas, yang mana dalam membaca sepintas ini kita harus mengetahui
pikiran pokok tiap-tiap bab.
3.
Membaca mencari, yang mana dalam membaca mencari ini kita harus dengan cepat
mencari kuncinya yaitu tentang keterangan yang akan di cari
4.
Membaca belajar, yang mana dalam membaca belajar ini kita harus mengetahui dan
mengingat hal-hal yang penting dan detail.
5.
Membaca kritis, yang mana kita harus mengingat dan mengerti bahkan kita harus
menilainya.
Dari
kelima cara-cara membaca di atas, secara terlihat mata kita tidak akan
mengetahui, apakah cara yang sebenarnya individu pakai.
Karena
kebiasaan membaca merupakan bukan suatu aktivitas yang dapat dengan mudah
terlihat dan dapat di ukur oleh indera saja, serta untuk menghindari adanya
kerancuan dan diskriminasi penilaian tentang mana kebiasaan yang baik dan mana
kebiasaan yang tidak baik, maka disinilah kita perlu untuk melakukan suatu
penelitian dan penggalian informasi lebih mendalam tentang kebiasaan membaca
pada mahasiswa GUNADARMA. Karena hal ini dapat membantu
dalam perkembangan dan kemajuan serta dapat menjadikan masukan untuk menjadi
lebih baik kusunya bagi mahasiswa Sistem komputer Universitas Gunadarma.
B.
RUMUSAN MASALAH
Setelah
melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi
kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan permasalahan yang akan
di angkat dalam penelitian ini.
Adapun
Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana kebiasaan membaca pada mahasiswa Sistemkomputer Universitas Gunadarma?
2.
Faktor-faktor apa yang menjadi kebiasaan membaca pada mahasiswa Sistemkomputer
Universitas Gunadarma?
3.
Bagaimana dampak kebiasaan membaca pada mahasiswa Sistemkomputer Universitas
Gunadarma?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui kebiasaan membaca pada mahasiswa Universitas Gunadarma.
2.
Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi kebiasaan membaca mahasiswa Sistemkomputer
Universitas Gunadarma
3.
Untuk mengetahui dampak kabiasaan membaca pada mahasiswa Sistemkomputer
Universitas Gunadarma
Dari
tujuan diadakannya penelitian tadi, maka adapun manfaat penelitaian yaitu
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang urgen bagi :
1.
Peneliti
a.
Untuk mengetahui manfaat kebiasaan membaca bagi peneliti
b.
Diharapkan dari penelitian ini, peneliti dapat termotivasi untuk membiasakan
membaca.
2.
Keilmuan
Diharapkan
mampu memberikan sumbangan pikiran kususnya tentang pengembangan konsep
kebiasaan membaca dan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi disiplin
keilmuan psikologi khususnya dan seluruh disiplin keilmuan secara umum
D. KAJIAN TEORI
PENGERTIAN
MEMBACA
Membaca adalah
suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca
melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar
adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat
dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau
humor.
Adapun
secara bahasa membaca diartikan sebagi Iqra’ yang diterjemahkan denagn
perintah “membaca”(dalam bahasa arab) semata-mata bukan hanya ditujukan kepada
pribadi junjungan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk umat manusia sampai
akhir zaman. Menurut Dr.Quraish Shihab dalam bukunya “Tafsir Al Amanah”,
kata Iqra’ diambil dari kata kerja qaraa yang mempunyai arti beraneka
ragam antara lain menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti,
mengetahui cirri-cirinya.
Sekarang
kalau kita pertanyakan, apa yang harus dibaca? Dalam surat Al-alaq tersebut
tidak terdapat obyek spesifik yang harus dibaca. Dalam kaidah ilmu tafsir
dikatakan suatu kata dalam susunan redaksi yang tidak disebutgkan objeknya,
maka objek yang dimaksud bersifat umum.
Akan
tetapi tema yang kita angkat adalah membaca buku. Dalam hal tersebut membahas
masalah strategi atau cara membaca buku dengan cepat, efektif, akurat, dan
selainnya.
Membaca
adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan
mata atau tanpa menggunakan pikiran kita.
Pada
waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan
membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca dengan bersuara,
mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah benar atau salah ia
membaca. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan kebiasaan berikut :
1.
menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2.
menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3.
menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.
Secara
tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan
hingga dewasa. Mestinya, orang dewasa dapat dengan cepat mengenali frase,
kalimat, dan urutan ide sehingga cara-cara di waktu anak-anak tidak perlu lagi
di gunakan.
Anak-anak
yang sedari kecil terbiasa membaca—bukan sekadar membunyikan huruf dan
kata—akan memiliki keterampilan, kemampuan, dan ketajaman mencerna isi bacaan.
Apa yang menggerakkan mereka untuk membaca, akan sangat menentukan bagaimana
mereka menyerap, menyaring, mengolah, dan memaknai informasi yang mereka lahap
dari berbagai bacaan. Semakin sering mereka membaca buku-buku yang bergizi,
teratur, dan baik penuturannya, kemampuan berpikir mereka akan lebih matang dan
tertata.
Itu
sebabnya, yang perlu kita kembangkan pada anak-anak semenjak awal. Kita
tumbuhkan semangat iqra’ bismirobbikal-ladzi khalaq. Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan! Inilah perintah yang pertama kali
diturunkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada kita.
Orang
yang tidak mendapat bimbingan, latihan khusus membaca cepat, sering mudah lelah
dalam membaca karena lamban, tidak ada gairah, merasa bosan, tidak tahan
membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa menyelesaikan buku yang tipis
sekalipun
Sebagian besar
kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di
sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat
menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat
menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita
sendiri.
ØPengertian Kebiasaan membaca
Salah satu
unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun kebiasaan untuk terus
menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang senantiasa haus akan
informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti
yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General Motors yang mengatakan bahwa “Anyone
who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps
learning stays young. The greatest thing in life is to Keep your mind young.”
Tidak peduli
berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar berarti kita sudah tua,
sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap awet muda. Karena hal yang
terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara pikiran kita agar tetap
muda.
Salah satu cara
paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca. Namun sayangnya sebagian
besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca. Alasan utama yang sering
kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita terjebak dalam rutinitas dan
tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengasah gergaji
kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen Covey dalam bukunya”The 7 Habits
of Highly Effective People” sebagai berikut:
Andaikan saja
Anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatang pohon di
hutan.
“Apa yang
sedang Anda kerjakan?” Anda bertanya.
“Tidak dapatkah
Anda melihat?” demikian jawabnya dengan tidak sabar.
“Saya sedang
menggergaji pohon ini.”
“Anda kelihatan
letih!” Anda berseru. “Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?”
“Lebih dari
lima jam,” jawabnya, “ dan saya sudah lelah! Ini benar-benar kerja keras.”
“Nah, mengapa
Anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah
Gergaji itu?”
Anda bertanya. “Saya yakin Anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.”
“Saya tidak
punya waktu untuk mengasah gergaji,” orang itu berkata dengan tegas. “Saya
terlalu sibuk menggergaji.”
Bahkan menurut
Covey, kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan yang paling penting
karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma tujuh kebiasaan
manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang
kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbarui keempat dimensi
alamiah kita – fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.
Membaca
merupakan salah satu cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan efektifitas
diri kita. Meskipun kita memiliki “keterbatasan waktu”, kita tetap perlu
mengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang
efektif sehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.
MODEL DALAM
MEMBACA
Kebanyakan
model teoritis yang ada mengenai proses membaca mencoba menjawab pertanyaan
bagaimana orang mengenali kata-kata yang tercetak dalam bacaan. Karena itu,
hampir semua model terfokus pada pertanyaan-pertanyaan berikut (Wolf dkk 1988:
dalam Gleason dan Ratner 1998: 425).
1. Apakah kata
dikenali dengan mengakses representasi kata itu secara
keseluruhan,
ataukah dengan mengakses fitur-fitur seperti bentuk
huruf,
gabungannya menjadi suku, kemudian kata dan sebagainya?
2. Apakah kata
dikenali dengan akses langsung ke makna ataukah
melewati wujud
fonologisnya?
3. Apakah
pengenalan kata itu menyangkut proses yang berseri ataukah
proses yang
simultan?
4. Apakah
pengenalan kata itu terutama dibantu oleh konteks (dari atas
ke bawah)
ataukah dari bawah ke atas? Ataukah merupakan interaksi
antara
kedua-duanya?
5. Apakah
pengenalan kata itu terjadi melalui aktivasi atau melalui
pencarian di
kamus mental kita?”
Berikut adalah
beberapa model yang menjawab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
A. Model atas
ke bawah
Smith (1971,
dalam Gleason dan Ratner 1998;426) mengajukan model atas ke bawah yang
prototipikal. Dalam model ini, representasi yang mewakili kata dalam memori
kita adalah fitur-fitunya seperti garis lurus, setengah lingkaran, dan
letaknya. Pada waktu sebuah kata dibaca, fitur-fitur ini bermunculan, tetapi
hanya fitur-fitur yang cocok, persis dengan apa yang ada dalam leksikon mental
itulah yang akhirnya dipilih. Akan tetapi, retrival fitur-fitur ini dipengaruhi
oleh pengetahuan yang kita miliki dan konteks di mana kata itu dipakai.
Seandainya kata yang tertulis dalam suatu kalimat anting seperti pada kata
“Kucing itu sedang dikejar anting” maka tidak mustahil bahwa pembaca akan
menafsirkan kata anting sebagai salah cetak.
Pemakaian
konteks sebagai pembantu menimbulkan kontroversi karena dari penelitian yang
lain ditemukan bahwa orang hanya menerka 1 dari 4 kata dalam konteks di mana
kata itu dipakai. Sebaliknya, fitur yang membentuk kata banyak mendapat
dukungan karena wujud dan macam huruf (font) seperti apapun yang dipakai, kita
tetap saja bisa membacanya.
B. Model bawah
ke atas
Landasan dasar
untuk model yang disebut juga sebagai model yang berdasarkan stimulus, adalah
bahwa rekognisi terjadi secara diskrit, berhierarki, dan bertahap. Informasi
yang ada pada suatu tahap dimanfaatkan untuk membangun tahap berikutnya. Karena
itu pada tahap ini ada tahap sensori, tahap rekognisi, dan tahap interpretasi.
Bila ditemukan makna dari kata itu, maka selesailah sudah proses interpretasi
kata itu. Seandainya kata yang dibaca tidak ditemukan maknanya, maka pembaca
dapat menolak kata itu sebagai kata bahasa Indonesia, atau dia akan bertanya
kepada orang lain, atau melihat dikamus, untuk mengetahui makna kata itu.
Ada beberapa
model lain seperti model Whole-Word, model component-letter, dan model lagogen
yang menangani aspek-aspek lain dalam membaca yang akan terlalu rinci untuk
disajikan disini (Lihat Gleason dan Ratner 1998: 427-436).
Tentunya,
membaca bukan berhenti pada rekognisi kata demi kata saja tetapi mencakup
berkaitan antara satu kata dengan kata lain. Hal ini berarti bahwa membaca
merupakan suatu proses yang kompleks karena ia menyangkut berbagai kemampuan
linguistik dan pengetahuan yang ekstralinguistik.
(Psikolinguistik.
Pengantar pemahaman bahasa manusia. soenjono dardjowidjojo. 2003. Jakarta:
yayasan obor Indonesia).
C. CARA MEMBACA
YANG EFEKTIF
Ada
banyak metode yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan
membahas salah satunya yakni metode SQ3R. metode SQ3R memberikan srategi yang
diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari,
menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu bab dan dilanjutkan dengan
membaca untuk mencari jawaban pertanyaan.
Sistem
membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem
membaca yang semakin popular digunakan orang.
Metode
ini bukan cara yang lebih cepat untuk memahami suatu bab, namun tingkat
pemahaman yang di peroleh diharapkan lebih mendalam karena kita membaca dengan
aktif sehingga proses membaca menjadi lebih efektif dan efisien.
Membaca
dengan metode SQ3R trediri atas lima tahapan proses yaitu :
1.
Survey atau meninjau
2.
Question atau bertanya
3.
Read atau membaca
4.
Recite atau menuturkan
5.
Review atau mengulang
1.
Survey
Survey
adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan
untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud
untuk :
1.
mempercepat menangkap arti,
2.
mendapatkan abstrak,
3.
mengetahui ide-ide yang penting,
4.
melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut,
5.
mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan,
6.
memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih
mudah.
Dengan
melakukan survey atau peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan
untuk memfokuskan perhatian pada saat membaca. Peninjauan untuk satu bab
memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau ?
Baca
judul: Hal ini membantu untuk memfokuskan
pada topik bab.
Baca
pendahuluan: Memberikan orientasi dari pengarang
mengenai hal-hal penting dalam bab.
Baca
kepala judul/sub bab: Memberikan
gambaran mengenai kerangka pemikiran.
Perhatikan
grafik, diagram: Adanya grafik, diagram dan gambar
ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks.
Perhatikan
alat Bantu baca: Termasuk huruf miring, definisi,
pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
2.
Question
Setelah
kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/sub bab
yang biasanya dicetak tebal. Dan ubah kepala judul tersebut menjadi beberapa
pertanyaan.
Tulislah
pertanyaan-pertanyaan ini pada suatu kolom dan kolom sisanya untuk jawaban yang
diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di
Universitas” dan kepala judulnya adalah “Gunakan Tempat Belajar yang Sama”.
Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah “Mengapa saya harus belajar di tempat
yang sama?” dan “Di mana lokasi belajar saya sebaiknya?”
Kita
dapat menambah pertanyaan pada waktu membaca. Pertanyaan yang baik akan
memberikan pemahaman yang lebih baik pula. Tahap bertanya ini akan menyebabkan
pikiran kita terlibat secara akthif dalam proses belajar sehingga akan membantu
pemahaman dan mengingat.
3.
Read
Dengan
membaca, kita mulai mengisi inforfmasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang
kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas, jangan pindah
ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai
mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada proses Question. Tuliskan
jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata sendiri di kertas.
Pada
tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting,
yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca anda di bagian-bagian yang
penting atau yang anda anggap sulit dan percepat kembali pada bagian-bagian
yang tidak penting atau yang telah anda ketahui.
Pada
tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) jangan
membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam membaca. Selain itu
juga berbahaya, catatan anda itu bisa jadi hanya merupakan kutipan kata-kata
penulisnya saja. (2) jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata
maupun frase tertentu, bisa jadi setelah anda selesai membaca acap kali
ternyata anda salah memilihnya. Kalau memang ada yang menarik atau anda anggap
penting cukup beri tanda silang di pinggir halaman dulu. Untuk kemudian nanti
dapat dicek kembali.
Kita
perlu memisahkan keterangan rinci dan contoh- contoh dari konsep utama. Hal itu
ditujukan untuk membantu kita memahami konsep utama.
Proses
membaca ini terkadang berlangsung sangat lambat terutama bila subbab mengandung
informasi yang padat dan kompleks. Subbab seperti ini dapat membuat kita
binggung bahkan mengalami frustasi. Bila ini terjadi berfhentilah sejenak, coba
temukan mengapa kita menjadi binggung, kita dapat juga mencoba menimbulkan
pertanyaan lain.
Kalau
upaya ini belum membuahkan hasil, tandai subbab ini, teruskan membaca subbab
berikutnya. Kadang-kadang ada masalah yang membuat kita bingung menjadi jelas
pada subbab berikutnya.
4.
Recite
Setiap
selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah menjawab
pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu.
pada kesempatan itu, anda dapat juga membuat catatan seperlunya. Jika masih
mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi.
Pada
umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan
proses Recite ini kita melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan
mengingat bahan yang di baca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan
suatu subbab.
Cara
melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita
buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas
tanpa melihat buku.
Kita
dapat pula melakukan Recite dengan menuliskan butir-butir pemikiran yang
penting dalam subbab tersebut. Bila kita menemukan paragraf yang membuat kita
sulit untuk dapat melakukan proses ini, bacalah kembali paragraf tersebut.
Berapa
lama untuk tahap ini ? anda perlu menyediakan waktu setengah dari waktu untuk
membaca. Hal ini bukan merupakan pemborosan waktu, melainkan memang diperlukan
untuk tahap ini. Justru pembaca yang hanya membaca sekadar membaca itu
memboroskan waktu.
5.
Review
Daya
ingat kita terbatas. Sekalipun dalam waktu membaca 85% kita menguasai isi
bacaan, kemampuan kita dalam 8 jam untuk mengingat detail yang penting tinggal
40%. Dan, dalam tempo 2 minggu pemahaman kita tinggal 20%. Oleh karena itu,
janganlah Anda lewatkan langkah terakhir ini: Review.
Review
membantu kita untuk menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan
membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat
dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau
berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan
menjelaskan kepada orang lain.
Ø Kapan SQ3R dipakai ?
Tidak
ada teknik yang cocok untuk semua kondisi. Demikian juga dengan SQ3R, teknik
ini tidak cocok untuk buku teks dengan fokus untuk memecahkan masalah, misalkan
buku teks matematika. Untuk buku jenis teks ini kita lebih baik memberikan
waktu lebih banyak untuk mengerjakan soal-soal. SQ3R merupakan teknik yang
tepat untuk memahami buku-buku teks yang memberikan banyak informasi dan
mengharuskan kita mempelajarinya secara mendalam.
Dengan
teknik SQ3R diharapkan kita dapat memperoleh keuntungan maksimum dari waktu yang
diberikan untuk membaca. Teknik ini membantu kita untuk dapat mengetahui
kerangka suatu subyek, membantu kita memisahkan konsep utama dengan keterangan
rinci dan membantu kita menetapkan sasaran belajar.
Dalam
pemakaiannya, proses-proses dalam SQ3R ini dapat memperoleh tekanan yang
berbeda tergantung pada kebutuhan kita, misalkan untuk membaca pertama kali
suatu bahan sebagai persiapan untuk kuliah, kita perlu menekankan pada proses
survey untuk memperoleh gambaran tentang kerangka berpikir. Pengetahuan kita
akan kerangka bahan akan sangat membantu kita membuat catatan kuliah di kelas.
Bila kita belajar untuk menyiapkan ujian, proses review yang ditekankan sambil
menambahkan pertanyaan (Question) sebagai bagian untuk mensimulasikan soal
ujian.perlu diingatkan bahwa untuk memakai metode SQ3R, kita perlu latihan.
Jangan patah semangat karena waktu yang dibutuhkan lebih banyak. Ingatlah
keuntungan berupa pemahaman yang lebih baik yang dapat kita peroleh untuk
jangka panjang. Tetaplah memelihara motivasi kita untuk belajar.
Ø Cara membaca yang menyenangkan
Membaca
berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah
salah satu proses yang sangat penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Di zaman
sekarang ini, kelihatannya sebagian besar pelajar kurang memiliki minat
membaca, terutama membaca buku pelajaran. Ini diakibatkan oleh karena sebagian
pelajar tidak memiliki metode dalam membaca, sehingga pada saat membaca timbul
rasa malas, bosan, dan mengatuk. Simak deh tip-tip di bawah ini supaya tercipta
suasana membaca yang menyenangkan.
Ø Persiapan Sebelum Membaca
1. Pilihlah
waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai di sini adalah
waktu di mana tidak terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri kita.
Waktu yang sesuai disini hanya kita sendiri yang tahu kapan. Namun, sebagain
besar orang percaya bahwa waktu yang baik untuk membaca, khususnya buku
pelajaran, adalah di pagi hari.
2. Pilihlah
tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk,
bersih, nyaman, tenang dan rapih menurut kita sendiri.
3. Pastikan
posisi membaca kita adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu
membaca adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan
jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30cm.
4. Siapkan juga
hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5.
Ada baiknya sebelum belajar kita berdoa terlebih dahulu sesuai dengan
kepercayaan masing-masing supaya ilmu yang kita dapat bermanfaat.
Ø Berbagai Cara Membaca
Terdapat 3 cara
umum membaca di dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari apa tujuan proses
membaca tersebut.
1. Membaca
sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak terlalu keras. Bacaan yang mengandung
unsur hiburan disini contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca
untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami
ilmu yang terkandung dalam bacaan tersebut.
3. Membaca
kritis. Membaca di sini sama dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun membaca
di sini diikuti oleh proses menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan
pertanyaan-pertanyaan apa itu?, mengapa bisa terjadi?, oleh siapa?, kapan?, di
mana? dan bagaimana itu bisa terjadi? Dalam membaca kritis, kita membuat bacaan
sebagai lawan yang harus dikalahkan dengan cara mengetahui dan memahami seluruh
isinya.
Belajar dengan
menggunakan metode membaca kritis akan menjadi menyenangkan dan tidak
membosankan. Kita tidak hanya diminta untuk memahami isi bacaan tapi juga
diajak berpikir kreatif mengenai isi tersebut. Tertarik dengan membaca kritis?
Simak deh aturan main dalam membaca kritis di bawah ini :
a. Melakukan
survei isi buku. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah membaca terlebih
dahulu bahan bacaan secara sepintas pada bagian-bagian tertentu saja. Tujuannya
adalah mendapatkan gambaran umum mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang
perlu diperhatikan adalah :
- Paragraf
awal, paragaraf akhir dan juga beberapa paragraf di tengah
- Bagian daftar
isi, gambar-gambar, tabel dan grafik yang memiliki
gambaran umum
mengenai bacaan tersebut.
- Soal-soal
yang mungkin terdapat dalam bacaan tersebut.
b. Membuat
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya akan timbul pada saat kita
melakukan survei. Jika tidak terdapat pertanyaan, usahakan cari apa yang kita
tidak mengerti, minimal ada sebuah kata yang kita tidak tahu artinya dan beri
tanda pada bagian-bagian yang tidak dimengerti tersebut.
c. Membaca.
Merupakan langkah dominan dalam metode ini. Membaca di sini sebagai langkah
untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses
survei. Baca dengan teliti dan seksama paragraf demi paragraf, bagian demi
bagian untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari tiap bagian. Usahakan jangan
pindah bagian jika kita belum mengerti dan memahami bagian tersebut.
d. Evaluasi.
Merupakan langkah di mana terdapat pertanyaan apakah kita sudah menguasai
bahan? Yakinkan bahwa kita sudah memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum,
coba cari apa yang anda tidak mengerti dan temukan jawabannya.
e. Meninjau
ulang. Merupakan langkah terakhir kita dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup
dulu bukunya, kemudian pikirkan apa yang sudah didapat dari bacaan tersebut.
Tuliskan hasil pikiran tersebut dalam secarik kertas, dan bandingkan dengan apa
yang terdapat pada buku bacaan
E. METODE
PENELITIAN
1.
PENDEKATAN DAN JENIS PENELITAN
Metode
adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil
tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang
diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian.
Menurut
Hadi, penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu
pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan
dan mengumpulkan data dari kegiatan penelitian, digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
Ø Pendekatan dalam Penelitian
Dalam
penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif.
Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo,
dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena
secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan
kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita
empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif.
Menurut
Keirl dan Miller dalam Moleong yang dimaksud dengan penelitian kualitatif
adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya sendiri, dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya”.1
Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Pertimbangan
penulis menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh
Lexy Moleong:
1.
Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila berhadapan
dengan
kenyataan ganda
2.
Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan
responden
3.
Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen
pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.2
Adapun
jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Whitney dalam Moh.
Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta
tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlansung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena3.
2.
KEHADIRAN PENELITIAN
Dalam
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai
instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan
instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk
alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk
menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument
pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan
sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga
keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber
data lainnya di sini mutlak diperlukan.
3.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi
penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan
kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Universitas
Gunadarma Depok. Jalan Kelapa dua UI , Depok, Jawa barat
Universitas
Gunadarma adalah perguruan tinggi, yang berada di daerah depok, dan merupakan
universitas yang menerapkan dua bahasa pada mahasiswanya, yaitu bahasa
indonesia dan bahasa inggris, serta merupakan universitas yang dilengkapi
dengan fasilitas lengkap seperti Lab untuk mahasiswa.
4.
SUMBER DATA
1.
Data Primer
Menurut
S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan
atau tempat penelitian4.
Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata dan tindakan5. Kata-kata dan tindakan merupakan
sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai.
Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang
Manajemen Pembelajaran di Universitas Gunadarma yaitu dengan cara wawancara
dengan mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Jurusan Sistemkomputer Universitas
Gunadarma.
2.
Data sekunder
Data
sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam
sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat
perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.
Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari berbagai
organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti
kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories,
dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat
penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara
lansung dengan mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Jurusan Sistemkomputer Universitas
Gunadarma.
5.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang
peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang
valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.
1.
Observasi Langsung
Observasi
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan
sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi
ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik
tentang bagimana peroses dan kebiasaan membaca pada mahasiawa Fakulatas Ilmu
komputer Jurusan Sistemkomputer Universitas Gunadarma.
Tujuan
menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan
sebagainya tentang perilaku kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakulatas Ilmu
komputer Jurusan Sistemkomputer Universitas Gunadarma, sewaktu kejadian
tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.
Observasi lansung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
2.
Wawancara
Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)6.
Tujuan
penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret
tentang perilaku kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer
Jurusan Sistemkomputer Universitas Gunadarma. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengadakan wawancara dengan mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Jurusan
Sistemkomputer Universitas Gunadarma
3.
Dokumentasi
Dokumentasi
adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi,
majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang
disiarkan kepada media massa.
Dari
uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti
catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan
digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang
perilaku kebiasaan membaca pada mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Jurusan
Sistemkomputer Universitas Gunadarma.
6.
ANALISIS DATA
Analisis
data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,
kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.7
Dari
rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan
terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa
laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
Setelah
data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di
atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan
menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan
teknik kuantitatif.
Analisis
deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan
menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan
perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat
itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan
sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki8.
7.
PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN
Menurut
Moleong ’’kriteria keabsahan data ada empat macam yaitu : (1)
kepercayaan (kreadibility), (2) keteralihan (tranferability), (3)
kebergantungan (dependibility), (4) kepastian (konfermability)9. Dalam penelitian kualitatif ini
memakai 3 macam antara lain :
1.
Kepercayaan (kreadibility)
Kreadibilitas
data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan
sebenarnya. ada beberapa teknik untuk mencapai kreadibilitas ialah
teknik : teknik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan
kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan
refrensi.
2.
Kebergantungan (depandibility)
Kriteria
ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan
dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesalahan sering dilakukan oleh manusia
itu sendiri terutama peneliti karena keterbatasan pengalaman, waktu,
pengetahuan. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat
dipertanggungjawabkan melalui audit dipendability oleh ouditor independent oleh
dosen pembimbing.
3.
Kepastian (konfermability)
Kriteria
ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara
mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung
oleh materi yang ada pada pelacakan audit.
8.
TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Moleong
mengemukakan bahwa ’’Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu :
(1)tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis
data, (4) tahap penulisan laporan’’10. Dalam penelitian ini tahap yang
ditempuh sebagai berikut :
a) Tahap
sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma
dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan
permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian,
penyusunan usulan penelitian.
b)
Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan
dengan perilaku kebiasaan membaca pada Mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Universitas
Gunadarma. Data tersebut diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi
dengan cara melihat gaya membaca, kebiasaan membaca, sering atau tidaknya
membaca, yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Universitas
Gunadarma.
c)
Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperolah melaui observasi,
dokumen maupun wawancara mendalam dengan Mahasiswa Fakulatas Ilmu komputer Universitas
Gunadarma. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks
permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data
dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data
sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna
data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang
sedang diteliti.
d)
Tahap penulisan laporan, meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian
dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.
Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk
mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian
ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.
Langkah terakhir melakukan pengurusan kelengkapan persyratan untuk ujian
skripsi.
9.
PUSTAKA
Lexy
J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1991
Moh.
Nazir. Ph. D, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Prof.
Dr. S. Nasution, M.A. Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta 2004.