Kamis, 08 April 2010

cinta tanah air yang kian memudar

Hilangnya rasa cinta tanah air yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memang telah memudar. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya kasus korupsi, buang sampah sembarangan, penebangan pohon secara liar, banyaknya pembajakan terhadap produk-produk tertentu hingga kasus bom yang baru-baru saja terjadi.

Sementara banyak orang yang berspekulasi tentang penyebab kejadin pemboman tersebut, sebenanrnya yang menjadi akar permasalahannya adalah kurangnya atau punahnya rasa cinta tanah air.Kita sebut saja jika mereka memang mempunyai rasa cinta tanah air,maka mereka tidak akan melakukan aksi pemboman di negeri sendiri.Tidak ada keuntungan dari aksi pemboman ini, tragedi ini hanya mengakibatkan citra Indonesia semakin buruk di mata dunia,yang berakibat banyak negara yang melarang warganya untuk mengunjungi Indonesia,sehingga devisa negara berkurang,yang mengakibatkan berkurangnya pemasukan kas negara.

Berkurangnya pemasukan kas negara mengakibatkan kondisi perekonomian semakin kacau,akan semakin banyak gelandangan di Indonesia,dan rakyat miskin akan semakin bertambah. Dan pada akhirnya rakyat jugalah yang menjadi korban akhir dari dampak pemboman ini.Mereka yang membom mereka juga yang akan merasakan akibatnya.

Jika saja merema memang memiliki rasa cinta tanah air yang besar, sudah pasti mereka tidak akan melakukan pemboman di negeri sendiri,dan tidak juga melakukan pemboman di negeri lain.HIlangnya jati diri bangsa,kurangnya kepedulian terhadap sesama,kurangnya rasa cinta tanah air lah yang meyebabkan hal ini dapat terjadi.CInta tanah air,berarti mencintai Indonesia apa adanya,kita adalah satu keluarga besar yang terdiri dari berbagai macam kebudayaan masing-masing,cintailah itu,banggalah menjadi sebuah bangsa yang memiliki kebudayaan yang unik dan cintailah negrimu.Apapun dan bagaimanapun ini adalah negeri kita Indonesia tempat kita bernapas,tempat kita berlindung maka dari itu cintailah Indonesiamu.

TIGA ORANG MENINGGAL DUNIA AKIBAT BENCANA BANJIR DI DKI JAKARTA

Selasa, 05 Februari 2008 16:25
PDFCetak Share on Twitter Share on Facebook
Pada tanggal 1 Februari 2008 telah terjadi banjir di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta, dengan ketinggian antara 4 cm sampai dengan 200 cm. Banjir yang terjadi di Kotamadya Jakarta Pusat ketinggian air antara 10 cm – 120 cm terjadi di 23 kelurahan pada 7 kecamatan, Kotamadya Jakarta Selatan ketinggian air antara 10 cm – 200 cm terjadi di 28 kelurahan pada 8 kecamatan, Kotamadya Jakarta Utara ketinggian air antara 4 cm – 120 cm terjadi di 31 kelurahan pada 6 kecamatan, Kotamadya Jakarta Barat ketinggian air antara 5 cm – 150 cm terjadi di 22 kelurahan pada 8 kecamatan dan Kotamadya Jakarta Timur ketinggian air antara 10 cm – 170 cm terjadi di 12 kelurahan pada 6 kecamatan. Sampai dengan tanggal 3 Februari 2007, korban meninggal sebanyak 3 orang, jumlah yang berobat di Posko Kesehatan sebanyak 2.511 orang.Terjadi pengungsian sebanyak 49.653 orang, dengan rincian di Kotamadya Jakarta Pusat sebanyak 500 orang, Kotamadya Jakarta Selatan sebanyak 2.834 orang, Kotamadya Jakarta Utara sebanyak 2.489 orang, Kotamadya Jakarta Barat sebanyak 43.530 orang dan Kotamadya Jakarta Timur sebanyak 300 orang.Sarana kesehatan yang terendam air sebanyak 6 unit Puskesmas di Kotamadya Jakarta Barat, Puskesmas Pal merah kelurahan bambu selatan, Puskesmas Kec. Kali Deres, Puskesmas Kapuk I, Puskesmas Kapuk II (Kec. Cengkareng), Puskesmas Cengkareng Timur, Puskesmas Cengkareng Barat Sampai saat ini telah dilakukan evakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan dengan mendirikan Pos Kesehatan dan mobile clinic, menggerakkan Puskesmas untuk melakukan pemantauan langsung ke lokasi, melakukan koordinasi diantara aparat Pemda untuk melakukan pemantauan dengan menggunakan radio komunikasi. Departemen Kesehatan memberikan bantuan berupa MP-ASI biskuit sebanyak 50 koli dan makanan siap saji sebanyak 100 koli kepada Serikat Rakyat Miskin Kota untuk mendukung pelayanan krisis kesehatan masyarakat korban bencana banjir. Saat ini permasalahan Kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat.